FGD Tahap 2 Proyek SMartDIO

Bagian Farmakologi FK UNS menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) Tahap 2 yang diikuti oleh klinisi dari kalangan dokter spesialis, dokter umum, dosen kedokteran, dan dokter muda UNS stase farmasi. FGD Tahap 2 ini merupakan salah satu rangkaian acara dalam proyek pengembangan aplikasi mobile (m-app) Pendeteksi Interaksi Obat (PIO). Kegiatan yang bertempat di Grand Rukmi Lorin Hotel Solo ini dilaksanakan Rabu (05/10/22) dalam rangka menggali informasi dan kebutuhan dari klinisi untuk pengembangan m-app PIO berbahasa Indonesia. Proyek m-app PIO sendiri didanai dari Program Hibah Lompatan Kreatif UNS 2022.

Kegiatan yang dihadiri 40 peserta ini dibuka oleh Dr. dr. Setyo Sri Rahardjo, M.Kes selaku Kepala Bagian Farmakologi FK UNS. Selanjutnya dr. Nur Hafidha Hikmayani, M.Clin.Epid., Ph.D selaku ketua penyelenggara kegiatan menjelaskan sekilas tentang proyek m-App PIO yang sedang dikembangkan oleh Bagian Farmakologi FK UNS bekerja sama dengan Prodi Teknik Informatika Sekolah Vokasi UNS. Kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian materi Digitalisasi Sistem Peresepan oleh Dr. dr. Rizaldy Taslim Pinzon, M.Kes, Sp.S dari Universitas Kristen Duta Wacana. Diselipi dengan humor cerdas sepanjang penyampaian materinya, Dr. Rizaldy membahas interaksi obat, peresepan elektronik dalam klinis, dan peran digitalisasi dalam meminimalisir risiko interaksi obat. Dalam praktik klinisnya, Dr. Rizaldy memberikan gambaran mengenai contoh riil peresepan elektronik dan alert system terhadap interaksi obat. Beliau mengingatkan bahwa potensi interaksi obat tidak selalu merugikan atau bersifat kontraindikatif sehingga peran digitalisasi menjadi sangat penting bagi klinisi dalam sistem pendukung keputusan klinis dan meminimalisir error

Dalam kegiatan inti berupa FGD kelompok yang dipandu oleh dosen-dosen Bagian Farmakologi selama kurang lebih 1 jam, peserta menunjukkan antusiasme yang tinggi dengan membagikan pengalamannya dalam memanfaatkan laman atau aplikasi PIO berbahasa Inggris saat bertugas sesuai peran masing-masing. Peserta diskusi menyetujui perlunya aplikasi PIO dalam praktik klinis sebagai alat bantu untuk meningkatkan patient safety dan efisiensi pelayanan. Selain itu, dalam lingkup akademis, aplikasi PIO dapat menjadi salah satu media dalam menunjang pembelajaran profesi, terutama untuk membantu mengasah keterampilan mahasiswa dalam hal peresepan yang tepat dan aman. Acara kemudian ditutup dengan penyampaian ringkasan hasil FGD oleh Dr. dr. Setyo Sri Raharjo, M.Kes.

Selaras dengan FGD Tahap 1 yang diadakan seminggu sebelumnya, peserta FGD Tahap 2 juga menyambut secara antusias pengembangan m-app PIO berbahasa Indonesia oleh Bagian Farmakologi FK UNSAplikasi mobil yang dikembangkan tersebut nantinya akan disesuaikan dengan konteks klinis di Indonesia dan akan diberi nama SMartDIO. Pengalaman, kritik, dan saran yang telah disampaikan selama kegiatan FGD Tahap 2 akan menjadi bahan masukan yang sangat berharga dalam pengembangan m-app SMartDIO.