Proposal dari Bagian Farmakologi lolos didanai Hibah Lompatan Kreatif UNS 2022

Aplikasi mobile pendeteksi interaksi obat berpotensi besar menjadi salah satu solusi nyata untuk mengatasi problem kesehatan penting di setting klinis maupun di masyarakat di mana masih sering dijumpai praktik peresepan polifarmasi maupun penggunaan obat kombinasi secara mandiri yang belum tentu selalu aman bagi pasien. Tahapan peresepan yang dikenal sebagai Prescribing (penulisan resep) – Transcribing (penerjemahan resep) Dispensing (penyiapan obat) – Administering (penyerahan/pemberian obat) mengindikasikan bahwa praktik peresepan yang aman menjadi ranah yang tidak lagi eksklusif bagi dokter. Profesi kesehatan lain (terutama apoteker dan perawat) juga seyogyanya ikut mengawal proses peresepan dengan melakukan pengecekan dan monitoring, khususnya dalam kasus polifarmasi.  

Hingga saat ini, belum tersedia aplikasi pendeteksi interaksi obat di marketplace yang menggunakan Bahasa Indonesia dan yang mencakup daftar obat sesuai konteks nasional (yaitu obat generik maupun bermerk yang diproduksi serta memiliki izin edar di Indonesia). Secara global, jumlah aplikasi mobile sejenis di marketplace masih relatif sedikit, lebih banyak dikembangkan oleh pihak asing, dan sebagian besar berbayar cukup mahal. Hal tersebut mendorong Laboratorium Farmakologi FK UNS untuk ikut berkontribusi dan menjadi pelopor di Indonesia dalam proses transformasi digitalisasi kesehatan yang berorientasi pada keselamatan pasien melalui pengembangan aplikasi mobile SMartDIO (Sebelas Maret Detektor Interaksi Obat). Selain bisa dimanfaatkan sebagai alat bantu di klinis untuk peresepan yang rasional & aman dan sebagai media ajar digital bagi mahasiswa kedokteran/kesehatan, peluncuran aplikasi SMartDIO di marketplace akan membuka peluang revenue generating bagi UNS, karena bisa diunduh dan dimanfaatkan oleh banyak pihak (kelompok profesional medis/paramedis, pembelajar, peneliti hingga masyarakat awam). 

Rencana pengembangan SMartDIO dari Bagian Farmakologi FK UNS ini akhirnya terpilih sebagai salah satu usulan yang disetujui untuk mendapatkan pendanaan melalui Program Lompatan Kreatif UNS. Dengan menjadikan obat diabetes sebagai pilot drug, diharapkan prototipe awal SMartDIO sudah bisa dirampungkan di akhir tahun 2022 nanti.