Masih dalam rangkaian acara proyek pengembangan aplikasi SmartDIO, Bagian Farmakologi FK UNS menyelenggarakan Webinar International Guest Lecture (15/10/22) dengan tema “Gabapentinoid-Related Deaths in the United Kingdom”. Kegiatan yang dihadiri oleh lebih dari 60 peserta ini dibuka oleh Prof. Dr. Reviono, dr., Sp.P(K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran UNS, dan menghadirkan Dr. Caroline Copeland, seorang ahli neurofarmakologi dari Institute of Pharmaceutical Medicine, King’s College London, Inggris. Kegiatan ini diselenggarakan melalui platform Zoom dan disiarkan langsung melalui kanal Youtube Bagian Farmakologi FK UNS.
Dalam kuliah virtualnya, Dr. Caroline menjelaskan bahwa gabapentinoid -yang semula diindikasikan sebagai antikejang- juga bisa dimanfaatkan sebagai antinyeri yang berhubungan dengan saraf. Meski demikian, terdapat kecenderungan atau potensi penyalahgunaan gabapentinoid di negara barat. Dalam penelitiannya, dilaporkan adanya kenaikan angka kematian di Inggris yang berkaitan dengan penemuan gabapentinoid di dalam darah pasien, terutama pada kasus penggunaan bersama-sama (ko-medikasi) dengan antinyeri kuat golongan opioid (narkotika) pada sebagian besar kasus (92%). Hal ini menandakan bahwa terdapat risiko interaksi obat antara gabapentinoid dan opioid. Beliau mengingatkan pentingnya peran farmakovigilans (yaitu ilmu atau kegiatan yang berhubungan dengan deteksi, penilaian, pencegahan, pemahaman dan monitoring efek samping obat maupun masalah lain dalam penggunaan suatu obat) dalam penggunaan kombinasi gabapentinoid dengan opioid, terutama jika diresepkan atau digunakan dalam jangka panjang. Dalam sesi tanya jawab yang dipandu oleh dr. Dyonisa Pakha, MSc dari Bagian Farmakologi FK UNS, beberapa peserta tampak antusias mengajukan pertanyaan.
Kegiatan kuliah pakar internasional ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang farmakovigilans dan interaksi obat yang dapat menunjang pengembangan aplikasi SMartDIO, sekaligus memperkuat upaya internasionalisasi UNS melalui penjajakan kerjasama kegiatan akademik dengan universitas terkemuka dunia (KCL menempati peringkat 37 dunia versi perankingan QS untuk tahun 2023). Yang lebih penting lagi, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi mahasiswa kedokteran dan dokter dalam menentukan terapi kejang atau nyeri saraf di klinis.
Liputan kegiatan webinar internasional ini juga bisa dibaca di Jawa Pos – Radar Solo edisi 17 Oktober 2022.